Rabu, 25 Mei 2011

Tentang SI IBU SUBJEKTIF !!!

MM mm MM ...
Memberanikan diri untuk menulis tentang si ibu..
Aku dan mungkin teman sekelas ataupun mungkin temen-temen yang diguruin sama dia (tak kuasa memanggil beliau) berpikiran dan merasakan hal yang sama..
Dia adalah guru bahasa Indonesia yang paling kasebeleun !! .. Kenapa ? Karena dia adalah guru yang subjektif banget !!
Di kelas si ibu ngajarnya Cuma ke Resa , Elsa dan widi aja. Kayaknya yang lain ga dianggap deh. Okey, wajar sih, soalnya yang aktif dikelas Cuma mereka tapi setidaknya yang lain juga harus dianggap. Harusnya kaya bu Melly dong, semua siswa dikelas tak dipandang sebelah mata sama beliau (baru mau ber-beliau). Beliau bisa “mengaktifkan” murid-murid.. Kalau dia sih boro-boro yang ada maleeess bangeett kalau ada pelajaran dia.  O.ia dalam penilaian yang nilainya gede pasti Resa dan Elsa (kalau widi kurang tau).. Terbukti ketika menarasikan pengalaman pribadi, Elsa menceritakan tentang sepatunya yang hilang dan Erlis menceritakan ketika bertemu dengan orang gila, saat itu Elsa dikit-dikit buka buku sedangkan Erlis ga buka buku. Respon dari temen-temen lebih bagus ke Erlis, soalnya cerita Erlis lebih menarik,, tetapi.... nilai Elsa 90ann sedangkan Erlis 80aan.. SUBJEKTIF !!!
Selanjutnya masalah KTI !
Diawal ibu bilang kalau kelompok kami (aku, diva, uci, nanis) KTInya tentang kelautan. Okey kita udah pikiran segala sesuatunya. Tapi pertemuan selanjutnya Ibu bilang kalau kita tentang kehutanan. Gila ! dari laut ke hutan !., Katanya kelautan itu punyanya kelompok Widi. Kita protes dong ke si ibu, tapi si ibu keukeuh. Okey, karena uci bilang udah aja, maka kita ngalah, monggooo kanggo kelompok widi.. Masalah KTI berlanjut, ketika persentasi KTI kelompok kedua klo ga salah, pokoknya kelompok Resa. Kelompok Resa KTInya tentang Bencana Alam..
 Jreng Jreng Jreng, dibukalah powerpointnya dengan judul “Kebakaran Hutan” .. Gila kali ya, sejak kapan kebakaran hutan itu bencana alam ?.. Hal gila lainnya adalah Kalau kebakaran hutan lebih masuk ke tema kami yaitu “kehutanan”. Maka kita pun protes ke si ibu diwakili oleh uci. Hasilnya adalah si ibu bilang “ga apa-apa, soalnya beda kalau ini tentang pangan dan itu ttg kebakaran hutan”.. Terus Bu Terus aja bela anak kesayangan ibu !!.. Temen –temen sekelas juga bilang kalau kebakaran hutan itu bukan bencana alam dan kebakaran hutan masuknya ke tema kehutanan.
Okey, di sesi pertanyaan, aku mengacungkan tangan, dan terpilih untuk bertanya. Tapi disesi itu aku bertanya sekaligus mengkritik, aku disini bilang “Menurut anda, apakah kebakaran hutan termasuk bencana alam ?, kalau menurut saya sih bukan. Lalu, kalau menurut saya, secara tidak langsung anda sudah mengambil tema kami, karena kebakaran hutan lebih masuk ke tema kami” .. Temen-temen bilang “pedes eta mah”.. Resa pun menjawab singkatnya dia bilng klo kebakaran hutan adalah bencana alam karena ada jg yg disebabkan oleh petir, lalu dia bilang “kami ga bermaksud mengambil tema kalian, karena kami tidak tahu kalau kelompok kalian tentang kehutanan” .. Aku langsung ngelak “Kan kemarin udah dikasih tahu sama ibu” ..
Dia terbata-bata.. dan ngeles lagi, di bilang “kami mengambil kebakaran hutan karena kalau tsunami kan susah buat nelitinya kan di aceh, jd kmi ambil kebakaran hutan dikalimantan” .. kalo menurut aku sih, kalimantan dan aceh sama-sama jauh kan dari cianjur klo gtu ya udah ambil tsunami aja, gmana sih ?..  aahh sudahlah kumaha Resa we..  Yang kita kecewain adalah si ibu ga ogomong apa-apa ! KASEBELEUN !!.. Kita ngga pengen dibela sama si ibu, tapi setidaknya ibu bilang dong kalau kelompok Resa KTInya ga nyambung sama tema yang diberikan tapi nyambungnya ke kehutanan, Cuma itu Bu !! OBJEKTIF DONGGG!! Abong keneh si Resa nu salahna jadi weh teu disalahkeun.. Nyaho teu Bu nyeri hate dikitukeun teh !.. Masalah ini takkan pernah bisa dilupakan sebelum si ibu sadar !!
Setelah itu, pas pertemuan kemarin,  sisa waktu 15 menit lagi, masih lama dongg, kelompok kita udah berminggu-minggu ga dipanggil-panggil.  Aku kira pas pertemuan kemari kita masih bakal dipanggil soalnya waktu masih cukup lama, eh si ibu bilang “Kelompok yang belum minggu depan saja ya?” .. Gelo sugan , waktu masih lama, dan kita jg persentasinya bentar palingan Cuma 10 menit, 5 menit cukup buat ibu cuap cuap.. Kasebelun teh diakhirkeun dihijikeun jeung anu can ngumpulkeun, Ibu dendam naon sih kieu-kieu teuing ka kelompok urang teh.. kasebeleun !..
Bae ah, tarima nasib we, sugan we si ibu geura sadar..
Oiya,, tadi pas ulangan B.Indo pelajaran si ibu kan disuruh bikin diaog drama, ini hasil drama aku :
Dina : “Aku kesel banget sama guru bahasa” (sambil membantingkan buku)
Doni : “Memangnya kenapa?” (sambil membawa buku yang dibantingkan Dina)
Dina : “Soalnya guru bahasa aku, dalam penilaiannya subjektif banget, ga pernah objektif” (dengan wajah penuh kemarahan)
Doni : “Loh, bukannya guru itu harus objektif ya ?” (dengan wajah penuh keheranan)
Dina : “Entahlah. Daripada belajar sama ibu itu lebih baik belajar sama guru yang galak kayak kelas satu”
Doni : “Hmm,, yaa terima nasib saja”
Semoga si ibu baca drama ini di kertas ulangan tadi dan semoga si ibu sadar dan ga subjektif lagi.. Amiiinn.. Walaupun sebenarnya terlambat sih, soalnya tinggal 3 pertemuan lagi, tapi setidaknya si ibu berubah, dan ngajar yang bener ke anak kelas satu nanti.. ! Dan semoga nilai aku ga dikurangin.. Amiiinnnn ^-^
Beres aahh,, sebenarnya masih banyak sih.. ntar deh ditambahin.. hahahaha

Selasa, 03 Mei 2011

Cerita Mimpi "Cuma Mimpi" 2

"Psikiater, untuk pengakuan seorang ayah terhadap anaknya "

Mm, mimpiku kali ini membingungkan karena dalam satu cerita terdapat 3 tokoh yang sama perannya. Awalnya aku kira ceritanya ada 2, tapi mungkin karena lupa (maklumlah mimpi) ceritanya jadi makin ngawur. Ceritanya begini :
Aku ditugaskan seorang ibu-ibu (ga tau siapa) untuk membujuk mungkin saudaranya (laki-laki) untuk mengakui anaknya yang ga tau gmana.. Lalu akupun datang ke laki-laki tersebut layaknya seorang psikiater yang membuka perasaanya. Laki-laki tersebut sudah bapak-bapak dan berbadan besar. Saya bertanya kepada dia (lupa pertanyaannya tapi pertanyaannya bagus) namun dia mengelak dan mengelak dengan berbagai alasan sehingga aku pun sulit berbicara. Setelah itu aku mengajukan pertanyaan lagi yang bersifat membandingkan, saat itu ia menjadi mugkin “terpojok” akan pertanyaan yang yang ku ajukan karena jawaban dari mulut dia mungkin berbeda dengan apa yang diinginkannya. Nah, disinilah tokoh kedua datang dia adalah temanku namanya Iben. Setelah terpojok terus dia mungkin sedikit marah. Setelah itu, akupun pergi dahulu keluar sebentar, namun ketika aku kembali dia sudah tidak ada.
Keesokan harinya di sekolah tepatnya di sebuah musola (bukan yang di sekolah) aku bertemu lagi dengan dia, tapi bukan iben malah Ardiana (ganti tokoh lagi). Disana aku membawa dia dengan ‘paksa’ untuk menjelaskan lebih lanjut. Kalau tidak salah begini “Kalau kamu tidak ingin dipanggil kakak oleh anakmu, maka kamu harus mengijinkan dia untuk menmanggil mu Ayah” (lebay ya). Dari penjelasan diatas dia tergerak hatinya sehingga dia menerima lagi anaknya, untuk langkah awal dia meminta nomor hp anaknya tersebut. Namun yang bikin ga enak adalah ketika aku membawa dia dengan paksa, teman-teman yang ada disana malah ngejekin kaya gimana gitu.. euuh..
Tapi, mendengar hal ini aku merasa berhasil sebagai pemecah masalah, hahaha..  Nah, ada yang aneh ternyata, masa Iben atau Ardiana udah punya anak sih, kan mereka masih SMA. Terus masa iya sih, ngomongin anak di sekolah ?.. hahaha aneh aneh, tapi tak apalah Namanya juga mimpi. Hahahha
Byebye.. 040511

Minggu, 01 Mei 2011

Cerita Mimpi "Cuma Mimpi"

“Seorang paskibraka yang menangis karena film”

          Dia memiliki sosok yang kuat, tegap, tegar mungkin hal ini juga terpengaruh dari pekerjaan dia sebagai paskibraka. Namun dibalik sosoknya yang demikian dia tetap memiliki sikap yang humoris. Ada sebuah cerita yang saya dapatkan dari sebuah mimpi yang baru saja saya alami. Di dalam mimpi tersebut bergini ceritanya..
        Ketika kita sedang belajar fisika, tiba-tiba dia hanya diam dan termenung, teman sebangkunya heran akan tingkahnya, begitupun juga dengan bu amel dan teman-teman yang lain. Stelah itu dia dibawa ke depan kelas untuk menceritakan apa yang terjadi, tetapi ia terus saja terdiam sambil menunduk,. Lambat laun ia terduduk simpuh dihadapan teman-teman yang mengerumininya. Tangannya menyangga diatas meja dan kakinya menyangga diatas lantai. Setelah itu, butiran-butiran air mata menetes dari matanya satu persatu, hal ini membuat hati ikut bersedih akan apa yang terjadi pada dirinya. Bu amel terus bertanya kepadanya, namun ia tidak menjawab dan terus menangis, menangis dan menangis. Ketika ia menangis aku tidak melihat sifat lemah dan cengeng terdapat dalam dirinya, malah membuat aku ikut sedih. Ia terus menangis menangis menangis. Teman-teman dan bu amel terus memintanya untuk bercerita, selain itu mereka juga meminta untuk bersabar. Butiran-butiran air mata terus menetes dari matanya dan diiringi isak tangis.
        Setelah sekian lama ia pun bercerita kepada teman sebangku tentang apa yang membuatnya menangis. Ternyata menurut berita dari temannya ia hanya terharu akan film yang ia tonton, namun karena kami tidak mengerti tentang apa yang temannya ceritakan, maka ia pun menceritakan filmnya oleh ia sendiri. Ia menceritakan bahwa film tersebut menceritakan tentang seorang preman wanita yang hidup untuk menghidupi keluarganya.
        Alasannya menurutku ‘konyol’ sekali. Namun citra cengeng tidak tersirat dalam dirinya, menurutku akan mimpi ini ia menjadi sosok yang murah hati, penolong pokonya jadi baik keorang dlam mempunyai perasaan seperti seorang wanita walaupun terselimuti oleh badannya yang tegap.