Rabu, 17 Februari 2010

Keberanian

Indonesia kembali diguncang
Oleh gempa yang maha dahsyat
Tanah bergoyang ratakan kehidupan
Menghancurkan tanah minang

Jiwa yang suci kembali merintih
Terjepit oleh puing-puing
Hanya isak tangis yang terdengar
Tak ada lagi tawa yang menghias wajahnya

Tapi mereka tetap bersujud
Memohon ampunan dengan seruan doa
Yang diiringi air mata kepedihan
Namun menghasilkan keberanian

Tahun Baru

Malam indah bertabur bintang
Malam terang disinari rembulan
Malam ramai diiringi kembang api

Malam itu satu kali
Malam pergantian tahun

Berbagai konser menggelegar
Berbagai ledakan menyeruak
Langit berubah menjadi pelangi

Namun dapat dihitung jari
Orang yang bersujud dihadapan-Nya
Berdoa, bersyukur dan bertasbih
Untuk-Nya

Tuhan,,
Maafkan kami
Berikan kami jiwa yang baru
Tuk lebih mencintai-Mu

Cinta

Cinta

Apalah artinya cinta,,
Aku tak pernah mengerti cinta
Arti cinta begitu beragam
Namun tak ada yang tepat

Bersyukurlah orang yang rasakan cinta
Bersabarlah yang disakiti cinta

Wahai yang rasakan cinta
Jagalah cinta iitu
Hargailah cinta itu
Dan
Sayangi cinta itu

Jangan kau khianati cinta
Jangan kau siakan cinta
Belajarlah mencintai
Bukan
Belajar mengkhianati

Cinta sejati tak kan datang
Bila kau cintai banyak cinta
Cintailah satu cinta

Budaya ku

Budaya

Indonesia kaya akan ragam budaya
Itulah kata-kata yang terucap
Hanya dibibir saja Tak lebih

Kemana saja kita selama ini
Kenapa kita biarkan mereka mengambilnya
Kenapa tidak kita jaga dan lestarikan
Kemana kecintaanmu

Ketika budaya dalam genggaman
Kita selalu menghinanya
Mengolok-ngolok dengan sebutan
“kampung”

Sekarang kita bela mati-matian
Berjuang mengambil alih kembali
Dimana muka kita
Apakah kita tidak malu

Bagaimana Indoneisa akan maju
Bagaimmana ibu pertiwi akan tersenyum
Toh, yang kita lakukan hanya bicara
Mari kita bangkit,, para pemuda

Hasil Jerih Payahku

Menunggu jerih payahku

Atmosfer menegangkan mulai gerogoti hati ini
Dentingan waktu berlalu terasa begitu lambat
Keadaan gelisah dan keluh kesah terasa
Bagai menunggu sang raja siang dari petang

Ku menunggu dan menunggu
Tuk lihat hasil jerih payahku
Dalam kelas hijau
Selama dua dasawarsa

Terima kasih Tuhan
Kau berikan peringkat yang memuaskan
Walau bukan yang terbaik
Ku tetap rasakan bahagia

Tanpa Teman

Tanpa Teman

Ketika hiidup dirundung kesunyian
Hati bagai tersayat sebilah pisau
Angin pun tak datang menyapa
Semua pergi menjauh tak kembali

Semua karena waktu
Waktu yang mempersatukan
Waktu pula yang memisahkan
Pertemanan kita berawal diakhir
Perpisahan pun berakhir diawal

Jalan kau pilih
Berbeda dengan ku
Sudah saatnya
Kita berjalan sendiri

Ku berusaha tuk menahan rasa sedih
Menolak tuk teteskan air mata
Tapi awan sudah hitam
Hujan pun membasahi pipiku

Kamis, 11 Februari 2010

Teman bayangan

Aku marah
Aku sedih
Aku senang
Aku menangis
Tak pernah ada yang tahu
Semua tak pedulikanku
Bila ku bahagia, ku tertawa dalam hati
Dan ku kubur semua tawa itu
Bila ku bersedih, ku menangis dalam kalbu
Dan ku pendam air mata itu
Hanya Aku, Tuhanku, dan Hatiku
yang tahu
Ku harapkan seorang teman
Yang selalu bersamaku
tuk curahkan semua asaku
Tak apa walau hanya bayangan sekalipun
ataupun teman dalam mimpiku

Selasa, 09 Februari 2010

Kenyataan kehidupan

Gemerlap kehidupan telah butakan kau
Dari kenyataan kehidupan rakyatmu
Hingar bingar lantunan uang telah tulikan kau
Dari jerit tangis rakyatmu yang menganga

Kau lupa akan contrengan tangan dari rakyatmu
yang telah mengangkat derajat mu
Kau lupa akan pajak yang telah dibayar rakyatmu
yang kau jadikan sebagai uang sakumu

Kau selalu lupa dan lupa
Akan janjimu yang terucap

silih bergantinya jaman dan pemerintahan
tak mengubah kehidupan rakyat
Arti kemerdekaan
hanyalah ucap semata

Kemakmuran dan kejayaan hanyalah untukmu
Wahai penafsu harta
Yang duduk bersantai di kursi pemerintahan
Bukan untuk kami para pencari nafkah
Yang tinggal dibantaran kali
Yang sunyi dan gelap tanpa kehidupan